AUDIT KEPUASAN KERJA
Pengertian
Kepuasan
kerja dapat didefinisikan sebagai sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya
yang berupa perbedaan antara penghargaan yang diterima dengan penghargaan
yang seharusnya diterima menurut perhitungannya sendiri ( Muchlas, 2005). Howell
dan Dipboye (1986) memandang kepuasan sebagai hasil keseluruhan dari derajat
rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari
pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja
terhadap pekerjaannya. ( Munandar, 2001).
Teori Kepuasan Kerja
A.
Teori Pertentangan (Discrepancy Theory)
Teori
pertentangan dari Locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan 2 nilai, yaitu:
1.
pertentangan
antara apa yang diinginkan seseorang individu dengan apa yang diterima
2.
pentingnya
apa yang diinginkan bagi individu
Kepuasan
kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan
kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya
aspek pekerjaan bagi individu. Menurut Locke seseorang individu akan merasa
puas atau tidak merupakan suatu yang pribadi, tergantung bagaimana ia
mempersiapkan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan-keinginannya
dan hasil-keluarannya. Tambahan waktu libur akan menunjang kepuasan tenaga kerja
yang menikmati waktu luang setelah bekerja, tetapi tidak akan menunjang
kepuasan kerja seseorang tenaga kerja lain yang merasa waktu luangnya tidak dapat
dinikmati.
B.
Model dari Kepuasan Bidang/Bagian (Facet Satisfaction)
Model
Lawler dari kepuasan bidang berkaitan erat dengan teori keadilan dari Adams.
Menurut Model Lawler, orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan
mereka (misalnya dengan rekan kerja, atasan dan gaji) jika jumlah dari
bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan pekerjaan
mereka sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual
mereka terima. Contoh yang dapat diberikan misalnya persepsi seorang tenaga
kerja terhadap jumlah honor yang seharusnya ia terima berdasarkan unjuk
kerjanya dengan persepsi tentang honorarium yang secara aktual mereka terima.
Jika ia menerima honor lebih dari yang sepatutnya ia terima maka ia akan merasa
salah dan tidak adil. Sebaliknya jika ia mempersepsikan ia terima kurang dari sepatutnya
maka ia akan tidak puas.
C.
Teori Proses Bertentangan (Opppoent Process Theory)
Teori
Proses Bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif
yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain. Teori ini
menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan emosional (emotional equilibrium). Teori ini mengasumsikan
bahwa kondisi emosional yang ekstrim tidak memberikan kemaslahatan. Kepuasan
atau ketidakpuasan kerja (dengan emosi yang berhubungan) memacu mekanisme fisiologikal
dalam sistem saraf pusat yang membuat aktif emosi bertentangan atau berlawanan.
Dihipotesiskan bahwa emosi yang berlawanan, meskipunlebih dari emosi yang asli,
akan terus ada dalam jangka waktu yang lebih lama.Teori ini menyatakan bahwa
jika orang memperoleh ganjaran pada pekerjaan mereka akan merasa senang,
sekaligus ada rasa tidak senang ( yang lebih lemah). Setelah beberapa saat rasa
senang akan menurun dan dapat menurun sedemikian rupa sehingga orang merasa
agak sedih sebelum kembali ke normal. Ini karena emosi tidak senang (emosi yang
berlawanan) bertahan lebih lama (Munandar, 2001).
D.
Teori Hierarki Kebutuhan dari
Abraham Maslow
Teori
ini berpendapat bahwa dalam setiap individu memiliki lima hierarki kebutuhan
mulai kebutuhan yang mendasar sampai dengan kebutuhan yang lebih tinggi.
Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan
dan aktualisasi diri. Maslow berpendapat bahwa orang berusahan memenuhi
kebutuhan pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Karyawan memiliki kebutuhan
untuk memuaskan hierarchi kebutuhannya pada tingkat yang berbeda. Karyawan
kontrak (buruh kasar)lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan bertahan hidup
(fisologis) sedangkan seorang yangmemiliki keahlian lebih mencari pemuasan
dalam pemenuhan kebutuhan perwujuan diri. Seorang yang telah merasa cukup
atas upah yang diterima (fisiologi) maka di akan berusaha memuaskan kebutuhan
yang lebih tinggi.
E.
Teori ERG
(Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan)
Teori
ERG beragumentasi bahwa sebetulnya terdapat tiga kelompok kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan terhadap keberadaan, saling berhubungandan pertumbuhan (existence, relatedness and growth).
Kebutuhan keberadaan adalah kebutuhan material pokok untuk tetap berada.
Kebutuhan ini adalah kebutuhan fisiologis dan rasa aman seperti pada Maslow.
Kebutuhan saling berhubungan adalah suatu keinginan individu untuk
mempertahankan hubungan penting dengan individu yang lain. Kebutuhan ini
mencakup kebutuhan sosial dan penghargaan. Sedangkan kebutuhan pertumbuhan
adalahkeinginan instrinsik untuk pengembangan pribadi. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan
aktualisasi diri dari Maslow dan bagian instriksik dari harga diri. Selain
ketiga kebutuhan di atas, teori ini juga menjelaskan bahwakebutuhan individu
tidak harus dimulai dari kebutuhan pertama. Akan tetapikebutuhan tersebut dapat
terjadi terjadi secara bersama-sama. Jika kepuasan terhadap kebutuhan yang
lebih tinggi terganggu, maka kebutuhan yang lebih rendah akan mendorongnya
untuk mencapai tingkat kepuasan. Aplikasi terhadap proses pemberian motivasi
adalah seorang manager harus mengetahui ketiga kebutuhan tersebut dan
berusaha menyeimbangkanketiga kebutuhan tersebut. Dengan demikian stafnya dapat
mengembangkan motivasinya dalam bekerja.
F.
Teori
Herzberg’s (1993)
Dalam
teorinya disebutkan bahwa kepuasan karyawan tergantung dua dimensi yaitu Hygiene
dan
Motivator. Hygiene tidak memotivasi karyawan akan tetapi meminimalkan ketidakpuasan
karyawan. Isu Hygiene disini termasuk kebijakan perusahaan, supervisi, gaji,
hubungan internal, dan kondisi kerja. Dimensi lain adalah motivator, yaitu
pekerjaan itu sendiri, prestasi, pengakuan, kemungkinan bekembang, dan
tanggung jawab
Faktor Penentu Kepuasaan
A.
Faktor Instrinsik
- Prestasi dan pengakuan
Penempatan karyawan sesuai dengan
talenta atau bakat yang dimiliki akan mendorong karyawan bekerja dengan baik.
Dan ini akan memberikan dampak positif pada institusi dengan peningkatan produktifitas.
Akan tetapi reward sistem juga harus
dikembangkan mengingat karyawan juga membutuhkan pengakuan atas prestasi yang
di hasilkan (Herzberg.1993).
- Tanggung Jawab
Pekerja akan merasa puas bila dapat
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang dibebankannya atau bahkan
melebihi. Sebagai contoh pekerja yang dapat memenuhi target waktu yang telah ditetapkan perusahaan
(Gibson,1985)
- Kemajuan dan kemungkinan berkembang
Diperlukan penghargaan kepada
karyawan oleh karena prestasinya dengan meningkatkan status atau level
pekerjaannya. Jika memungkinkan dapat diberikan kesempatan untuk mengikuti
pendidikan lanjut. Ini akan meningkatkan nilai mereka dan meningkatkan
profesionalisme karyawan (Herzberg, 1993)
- Keragaman ketrampilan
Banyak ragam ketrampilan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Semakin banyak ragam ketrampilan yang
digunakana, makin kurang membosankan pekerjaan (Gibson,1985)
- Makna Pekerjaan (Work
Itself)
Jika tugas dirasakan penting dan
berarti bagi karyawan akan memberikan kontribusi penting pada kepuasan kerja (Herzberg,
1993)
- Otonomi
Pekerjaan yang memberikan kebebasan,
ketidaktergantungan dan peluang dalam mengambil keputusan akan lebih cepat
menimbulkan kepuasan kerja.
B.
Faktor Ekstrinsik
- Gaji, penghasilan yang dirasakan adil
Uang mempunyai arti yang
berbeda-beda bagi orang yang berbeda. Disamping memenuhi kebutuhan tingkat
rendah (makan dan perumahan) uang dapat merupakan simbol dari capain (achievement), keberhasilandan
pengakuan/penghargaan. Lagi pula uang mempunyai fungsi sekunder. Jumlah gaji
yang diperoleh secara nyata mewakili kebebasan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan.
Jika dianggap gajinya terlalu rendah, tenaga kerja akan merasa tidak puas dan sebaliknya
(Munandar, 2001).
- Hubungan antar karyawan
Tingkat kepuasan kerja yang paling
besar dengan atasan adalah jika terjadi hubungan yang positif antara atasan dan
bawahan atau hubungan horisontal antar rekan kerja.
- Rekan sejawat yang menunjang
Dalam kelompok kerja dimana para
pekerjanya harus bekerja sebagai suatu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul
karena kebutuhan tingkat tinggi mereka dapat terpenuhi dan mempunyai dampak
positif pada motivasi.
- Kondisi kerja yang menunjang
Bekerja dalam ruang kerja yang
sempit, panas dan cahaya lampu menyilaukan mata, akan menimbulkan keengganan
untuk bekerja. Orang akan sering mencari alasan untuk keluar dari ruangan
kerjanya. Kondisi kerja yang memperhatikan psinsip argonomi, misalnya ruangan
yang sejuk, meja dan kursi yang bisa diatur, peralatan kerja yang bagus akan dapat
memenuhi kepuasan kerja karyawan (Munandar, 2001).
- Prosedur dan kebijakan perusahaan
Sistem administrasi dan kebijakan
yang mudah dipahami karyawan memudahkan karyawan untuk bekerja dengan penuh
tanggungjawab tanpa disertai perasaan ketidakpuasan.
- Mutu supervise
Dalam pelaksanaan supervisi harus
dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dilakukan oleh seorang yang memiliki
keahlian dibidangnya, sehingga dalam pelaksanaannya dapat menyelesaikan setiap
permasalahan yang ditemukan bukan hanya sekedar mencari kelemahan dan kesalahan
karyawan.
Cara Pengungkapan Ketidakpuasan
Ketidakpuasan
dapat diungkapkan dalam berbagai cara yaitu:
1. Keluar: perilaku diarahkan dengan
meninggalkan organisasi, yang meliputi mencari posisi baru sekaligus
mengundurkan diri
2. Suara: secara aktif dan konstruktif
berupaya memperbaiki kondisi, yang meliputi menyarankan perbaikan, mendiskusikan
masalah dengan atasan dan sebagian bentuk kegiatan perserikatan.
3. Kesetiaan: secara pasif namun optimis menunggu perbaikan kondisi, yang meliputi
membela organisasi dari kritikan eksternal dan mempercayai organisasi dan
menajemennya melakukan hal yang besar.
Pengabaian: secara pasif membiarkan keadaan
memburuk yang meliputi keabsenan atau keterlambatan kronis, penurunan usaha dan
peningkatan kesalahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar